Selasa, 18 Maret 2014

Simbol Bahan Kimia Lengkap


·     Flammable
Bahaya  : mudah terbakar
Meliputi :
1.  Zat terbakar langsung, contohnya aluminium alkil fosfor, keamanan : hindari campuran dengan udara.
2.  Gas amat mudah terbakar. Contoh : butane, propane. Keamanan : hindari campuran dengan udara dan hindari sumber api.
3.  Zat sensitive terhadap air, yakni zat yang membentuk gas mudah terbakar bila kena air atau api.
4.  Cairan mudah terbakar, cairan dengan titik bakar di bawah 21°C. contoh : aseton dan benzene. Keamanan : jauhkan dari sumber api dan loncatan bunga api.
Jenis bahaya flammable dibagi menjadi dua yaitu ‘Extremely flammable’ (amat sangat mudah terbakar) dan Highly flammable (sangat mudah terbakar). Untuk Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya “extremely flammable “ merupakan liquid yang memiliki titik nyala sangat rendah (di bawah 0oC) dan titik didih rendah dengan titik didih awal (di bawah +35oC). Bahan amat sangat mudah terbakar berupa gas dengan udara dapat membentuk suatu campuran bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal. Frase-R untuk bahan amat sangat mudah terbakar adalah R12. Sedangkan untuk Bahan dan formulasi ditandai dengan notasi bahaya

·     Highly Flammable
Highly Flammable’ adalah subyek untuk self-heating dan penyalaan di bawah kondisi atmosferik biasa, atau mereka mempunyai titik nyala rendah (di bawah +21oC). Beberapa bahan sangat mudah terbakar menghasilkan gas yang amat sangat mudah terbakar di bawah pengaruh kelembaban. Bahan-bahan yang dapat menjadi panas di udara pada temperatur kamar tanpa tambahan pasokan energi dan akhirnya terbakar, juga diberi label sebagai ‘highly flammable’. Frase-R untuk bahan sangat mudah terbakar yaitu R11.

·     Harmful


Bahaya            :  menimbulkan kerusakan kecil pada tubuh
Contoh            :  peridin
Kemanan         :  hindari kontak dengan tubuh atau hindari menghirup, segera    berobat  ke dokter bila kemungkinan keracunan.

·     Oxodizing
 Bahaya        : oksidator dapat membakar bahan lain, penyebab timbulnya api atau    penyebab sulitnya pemadaman api
 Contoh       : hidrogen peroksida, kalium perklorat
Keamanan  : hindari panas serta bahan mudah terbakar dan reduktor
Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya “oxidizing“ biasanya tidak mudah terbakar. Tetapi bila kontak dengan bahan mudah terbakar atau bahan sangat mudah terbakar mereka dapat meningkatkan resiko kebakaran secara signifikan. Dalam berbagai hal mereka adalah bahan anorganik seperti garam (salt-like) dengan sifat pengoksidasi kuat dan peroksida-peroksida organik. Frase-R untuk bahan pengoksidasi : R7, R8 dan R9. Misal KMnO4, H2O2, K2Cr2O7.

·     Irritant
Bahaya            : iritasi terhadap kulit, mata, dan alat pernapasan
Contoh            : ammonia dan benzyl klorida
Keamanan       : hindari terhirup pernapasan, kontak dengan kulit dan mata.


·     Explosive (bersifat mudah meledak)
  Bahaya            : eksplosif pada kondisi tertentu
  Contoh            : amonium nitrat, nitrodelulosa
  Keamanan       : hindari benturan, gesekan, loncatan api dan panas.
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘explosive’ dapat meledak dengan pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain. Ledakan akan dipicu oleh suatu reaksi keras dari bahan. Energi tinggi dilepaskan dengan propagasi gelombang udara yang bergerak sangat cepat. Resiko ledakan dapat ditentukan dengan metode yang diberikan dalam Law for Explosive Substances Di laboratorium, campuran senyawa pengoksidasi kuat dengan bahan mudah terbakar atau bahan pereduksi dapat meledak . Sebagai contoh, asam nitrat dapat menimbulkan ledakan jika bereaksi dengan beberapa solven seperti aseton, dietil eter, etanol, dll. Produksi atau bekerja dengan bahan mudah meledak memerlukan pengetahuan dan pengalaman praktis maupun keselamatan khusus. Apabila bekerja dengan bahan-bahan tersebut kuantitas harus dijaga sekecil/sedikit mungkin baik untuk penanganan maupun persediaan/cadangan. Frase-R untuk bahan mudah meledak : R1, R2 dan R3.


·     Dangerous for Enviromental (Bahan berbahaya bagi lingkungan)
   
                                Bahaya      :bagi lingkungan, gangguan ekologi
·         Contoh      :tributil timah klorida, tetraklorometan, petroleum bensin
 Keamanan : hindari pembuangan langsung ke lingkungan
Bahan dan formulasi dengan notasi ‘dangerous for environment’ adalah dapat menyebabkan efek tiba-tiba atau dalam sela waktu tertentu pada satu kompartemen lingkungan atau lebih (air, tanah, udara, tanaman, mikroorganisma) dan menyebabkan gangguan ekologi. Frase-R untuk bahan berbahaya bagi lingkungan yaitu R50, R51, R52 dan R53

·       Corrosive (korosif)
Corrosive (korosif)
Bahaya          : korosif atau merusak jaringan tubuh manusia
Contoh            :   klor, belerang dioksida
Keamanan       : hindari terhirup pernapasan, kontak dengan kulit dan mata
Bahan dan formulasi dengan notasi ‘corrosive’ adalah merusak jaringan hidup. Jika suatu bahan merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat diprediksi karena karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH <2 atau pH>11,5), ditandai sebagai bahan korosif. Frase-R untuk bahan korosif yaitu R34 dan R35. Bahan kimia bersifat korosif,  dapat merusak jaringan hidup, menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal bahkan dapat menyebabkan kulit mengelupas. Misal H2SO4, HNO3, HCl
·     Toxic (beracun)
  Bahaya         : toksik berbahaya bagi kesehatan bila terhisap, tertelan atau kontak dengan       kulit, dan dapat mematikan.
 Contoh          : arsen triklorida, merkuri klorida.
 Kemananan  : hindari kontak atau masuk dalam tubuh, segera berobat ke dokter bila kemungkinan keracunan.

Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘toxic’ dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat tinggi jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.

50 Jenis Alat Laboraturium Dan Fungsinya


Alat Laboraturium Dan Fungsinya
1.      Erlenmeyer
clip_image002
Tempat membuat larutan. Dalam membuat larutan erlenmeyer yang selalu digunakan.
2.      Labu destilasi
clip_image004
Untuk destilasi larutan. Pada bagian atas terdapat karet penutup dengan sebuah lubang sebagai tempat termometer.
3.      Gelas Beaker
clip_image006
Tempat untuk menyimpan dan membuat larutan. Beaker glass memiliki takaran namun jarang bahkan tidak diperbolehkan untuk mengukur volume suatu zat ciar .

4.      Corong gelas / funnel
clip_image008
Corong dibagi menjadi dua jenis yakni corong yang menggunakan karet atau plastik dan corong yang menggunakan gelas. Corong digunakan untuk memasukan atau memindah larutan ai satu tempat ke tempat lain dan digunakan pula untuk proses penyaringan setelah diberi kertas saing pada bagian atas.
5.      Corong bucher
clip_image010  Menyaring larutan dengan dengan bantuan pompa vakum.

6.      Buret
clip_image012
Digunakan untuk titrasi, tapi pada keadaan tertentu dapat pula digunakan untuk mengukut volume suatu larutan.

7.      Corong pisah
clip_image014
Untuk memisahkan dua larutan yang tidak bercampur karena adanya perbedaan massa jenis. Corong pisah biasa digunakan pada proses ekstraksi.
8.      Labu ukur leher panjang
clip_image015  Untuk membuat dan atau mengencerkan larutan dengan ketelitian yang tinggi.
9.      Gelas ukur
clip_image016
Untuk mengukur volume larutan. Pada saat praktikum dengan ketelitian tinggi gelas ukur tidak diperbolehkan untuk mengukur volume larutan. Pengukuran dengan ketelitian tinggi dilakukan menggunakan pipet volume.
10.  Kondensor
clip_image018
Untukl destilasi larutan. Lubang lubang bawah tempat air masuk, lubang ata tempat air keluar.
11.  Filler (karet pengisap)
clip_image020
Untuk menghisap larutan yang akan dari botol larutan. Untuk larutan selain air sebaiknya digunakan karet pengisat yang telah disambungkan pada pipet ukur.
12.  Pipet ukur
clip_image022    Untuk mengukur volume larutan


13.  Pipet volume atau pipet gondok atau volumetrik
clip_image023
Digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu sesuai dengan label yang tertera pada bagian pada bagian yang menggembung.
14.  Pipet tetes
clip_image025   Untuk meneteskan atau mengambil larutan dengan jumlah kecil.
15.  Pengaduk
clip_image027
Untuk mengocok atau mengaduk suatu baik akan direaksikan mapun ketika reaksi sementara berlangsung.
16.  Tabung reaksi
clip_image029  Untuk mereaksikan dua atau lebih zat.

17.  Spatula plastik dan logam
clip_image031   clip_image033
Untuk mengambil bahan-bahan kimia dalam bentuk padatan, misalnya dalam bentuk kristal. Untuk zat-zat yang bereaksi dengan logam digunakan spatula plastik sedangkan zat-zat yang tidak bereaksi dengan dengan logam dapat digunakan spatula logam.
18.  Kawat nikrom
clip_image035  untuk uji nyala dari beberapa zat.

19.  Pipa kapiler atau kaca kapiler
clip_image037
Untuk mengalirkam gas ke tempat tertentu dan digunakan pula dalam penentuan titik lebur suatu zat.

20.  Desikator
clip_image039
Untuk menyimpan bahan-bahan yang harus bebas air dan mengeringkan zat-zat dalam laboratorium. Dikenal dua jenis desikator yaitu desikator biasa dan desikator vakum.

21.  Indikator universal
clip_image041
Untuk identifikasi keasamaan larutan/zat. Caranya: setelah kertas indikator universal dicelupkan di cocokan warna yang ada pada kotak kertas universal.
22.  Gelas arloji
clip_image043
·         Sebagai penutup saat melakukan pemanasan terhadap suatu bahan kimia
·         Untuk menimbang bahan-bahan kimia
·         Untuk mengeringkan suatu bahan dalam desikator.

23.  Hot hands
clip_image044clip_image046
Untuk memegang peralatan gelas yang masih dalam kondisi panas.
24.  Kertas saring
clip_image047  Untuk menyaring larutan.
25.  Kaki tiga
clip_image048    Kaki tiga sebagai penyangga pembakar spirtus.



26.  Kawat kasa
clip_image049
Sebagai alas atau untuk menahan labu atau beaker pada waktu pemanasan menggunakan pemanas spiritus atau pemanas bunsen

27.  Rak tabung reaksi
clip_image051
Tempat tabung reaksi. Biasanya digunakan pada saat melakukan percobaan yang membutuhkan banyak tabung reaksi. Numun dalam mereaksikan zat yang menggunakan tabung reaksi sebaiknya menggunakan rak tabung reaksi demi keamanan diri sendiri maupun orang lain.

28.  Penjepit
clip_image053  Untuk menjepit tabung reaksi.

29.  Stirer dan batang stirer
clip_image055clip_image056
Pengaduk magnetik. Untuk mengaduk larutan. Batang-batang magnet diletakan di dalam larutan kemudian disambungkan arus listrik maka secara otomatis batang magnetik dari stirer akan berputar.

30.  Mortal dan pastle
clip_image058  Menghaluskan zat yang masing bersifat padat/kristal.
31.  Krusibel
clip_image060clip_image062
Terbuat dari persolen dan bersifat inert, digunakan untuk memanaskan logam-logam.
32.  Evaporating dish
clip_image063
Digunakan sebagai wadah. Misalnya penguapan larutan dari suatu bahan yang tidak mudah menguap.
33.  Klem dan statif
clip_image064
Sebagai penjepit, misalnya:
· Untuk menjepit soklet pada proses ekstraksi
· Menjepit buret dalam proses titrasi
· Untuk menjepit kondensor pada proses destilasi


34.  Ring
clip_image065
Untuk menjepit corong pemisah dalam proses pemisahan dan untuk meletakan corong pada proses penyeringan.

35.  Clay triangle
clip_image066clip_image067
Untuk menahan wadah, misalnya krus pada saat pemanasan ataau corong pada waktu penyaringan.

36.  Kacamata pengaman
clip_image068
Untuk melindungi mata dari bahan yang menyebabkan iritasi. Dan melindungi dari percikan api, uap logam, serbuk debu, kabut dan zat-zat kimia yang meletup ketika dilakukan pemanasan, misalnya H2SO4.

37.  Pemanas spiritus
clip_image070  Untuk membakar zat atau memmanaskan larutan.


38.  Pemanas atau pembakar bunsen
clip_image071
Untuk memanaskan larutan dan dapat pula digunakan untuk sterilisasi dalam proses suatu proses.

39.  Hot plate
clip_image072   Untuk memanaskan larutan. Biasanya untuk larutan yang mudah terbakar.
40.  Oven
clip_image073
Untuk mengeringkan alat-alat sebelum digunakan dan digunakan untuk mengeringkan bahan yang dalam keadaan basah.
41.  Tanur
clip_image074   Digunakan sebagai pemanas pada suhu tinggi, sekitar 1000 °C.


42.  Inkubator
clip_image075
Digunakan untuk fermentasi dan menumbuhkan media pada pengujian secara mikrobiologi.

43.  Neraca

nrc.jpgnrc2.jpg
Untuk menimbang suatu zat

44.  Botol semprot

botol smprt.jpg 
Biasanya digunakan untuk menyimpan aquades dan digunakan untuk mencuci ataupun membilas bahan-bahan yang tidak larut dalam air

45.  Rotavapor
        https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkUrZ98fPIEWxboR7c1kzEo4z3wYPIqbYxe5CLQUOUyJVzVVfKGikDLOrVqHB1FLPNZ4iD2RIS-n5-ceQjCPS18faq3XPfzhi1SUbaxs9BlwDd-gVU7CSWViNicX_NwvrJiYF-6hw7Z-_V/s200/Rotavapor.jpg  Untuk memisahkan zat dari suatu campuran




46.  Cawan petri
Cawan petri atau awan Eko atau telepa Petri.jpg
Untuk membiakan sel, tempat untuk menimbang bahan dan untuk mengeringkan bahan

47.  Lup
lup.jpg 

Untuk mengamati kenaikan atau penurunan suhu pada termometer terutama termometer raksa yang tidak berwarna

48.  Masker
mask.jpg   maskk.jpg
Masker berfungsi untuk melindungi pernafasan sekaligus bagian percernaan. Karena ada 2 macam bahaya bahan kimia . Ketika terhirup dan tertelan. Resiko yang lebih tinggi untuk terkena ialah terhirup karena kita harus terus bernapas walaupun di tempat yang banyak bahan kimia berbahaya

49.   Sarung tangan
saryng.jpg

Melindungi tangan saat mengaduk, mengambil, memindahkan zat-zat. Bahan berbahaya tidak boleh terkena walau hanya setetes. Misalnya saja asam kuat, jika terkena maka kulit akan melepuh dan terasa panas dan perih. Itulah efek korosif dari asam kuat. Atau untuk mengangkat suatu yang panas juga di gunakan sarung tangan. Sarung tangan juga berbeda beda tergantung dari bahan dan ketebalannya

50.  Jas laboratorium

JAS.jpg

Jika di dapur menggunakan celemek, Di laboratorium menggunakan jas lab. Jas lab di desain dengan model yang panjang hingga agak sedikit kebawah. Jangan lupa tetap memakai pakaian di dalamnya, karena fungsinya bukan untuk menggantikan pakaian. Namun untuk melapisi pakaian, jika terkena bahan berbahaya. Setidaknya tidak langsung terkena pakaian dan meresap